Perjuangan Anak Negeri Menggapai Mimpi

Judul               : Si Anak Cahaya
Penulis            : Tere Liye
Penerbit          : Jakarta, Republika Penerbit
Cetakan          : Pertama, Desember 2018
Tebal               : ix + 421 halaman
ISBN                : 978-602-5734-54-0




Jangan meragukan kemampuan anak perempuan. Bisa jadi semangat dan kecerdasannya melebihi anak lelaki. Buku ini bercerita tentang Nurmas, si anak cahaya yang memiliki petualangan masa kecil yang penuh keceriaan dan menakjubkan. Nur itu cahaya, mas itu logam mulia yang berharga. “Aku harap, suatu saat cahaya dan kemuliaan kau akan menyatu berkilauan, menyilaukan setiap mata musuh yang datang, yang ingin mengganggu kedamaian negeri ini,” (Halaman 17).


“Sudah banyak sekali perempuan-perempuan hebat negeri ini yang jadi tentara. Bukan sembarang tentara, mereka bahkan menjadi panglima tentara. Laksamana Malahayati, panglima tentara gagah perkasa memimpin ribuan tentara. Ada juga Cut Nyak Dhien, dan Cut Meutia. Martha Cristina Tiahahu, umur tujuh belas tahun sudah berdiri di garis depan melawan penjajah. Demikian Letnan Harris, komandan tentara menjelaskan panjang lebar.” (Halaman 16).





Berawal saat usia Republik Indonesia masih belia di tahun 1950. Dimana murid-murid sekolah dasar belajar dengan keterbatasan, tanpa seragam, kaki telanjang tanpa sepatu, sabak dan grip sebagai alat tulis di kelas. 

Namun semangat, ketekunan, kegigihan, kejujuran, keberanian, ketulusan 
dan keceriaan menutup semua keterbatasan yang menghalangi semua 
cita-cita anak negeri. 

Persahabatan Nurmas, Jamilah, Siti, dan Rukayah begitu erat. Mereka selalu terlihat bersama bukan saja dalam situasi menyenangkan terlebih saat menghadapi berbagai tantangan. Tentu saja hal ini tak mudah karena ada Badrun si anak Sok, Datuk Sunyan dukun kampung, Kakek Jabut sang pembual, dan Nek Beriah dukun beranak. 

Keberadaan tokoh-tokoh itu yang menjadikan cerita ini memikat untuk diikuti lembar demi lembarnya dengan latar perkampungan terpencil dekat hutan lebat dengan penghuninya yang menyeramkan. Babi hutan, harimau dan binatang buas lainnya. 

Selain banyak hal-hal tak terduga yang terjadi, buku ini sarat akan petuah. Menjauhkan masyarakat dari takhayul, jimat, mengajarkan tentang arti kerja keras, kepedulian pada sesama, nilai-nilai Ketuhanan. Tuhan yang Satu, tempat meminta. Bukan pada pohon, gunung, apalagi pada segala macam tempat larangan. 

Lewat karyanya yang berjudul Si Anak Cahaya, penulis menyatakan bahwa buku ini sebagai mahkotanya. Menghadirkan Tokoh Nurmas, sosok anak perempuan pemberani dan cerdas serta begitu patuh kepada kedua orang tuanya. Hingga apapun yang diperintahkan selalu saja dipatuhinya. Termasuk harus meninggalkan kedua orang tuanya dalam kondisi parah, demi mencari bantuan untuk menyelamatkan warga kampung dari gerombolan keji komunis.

Beberapa penggalan kisah menarik yang disajikan penulis, mampu membuat pembaca larut. Semua alur cerita dikemas demikian apik, hingga perjalanan kisah Nurmas bersama ketiga sahabatnya mampu meninggalkan jejak yang begitu indah untuk dinikmati.


Tayang di Harian Kedaulatan Rakyat, Minggu 24 Februari 2019

0 Komentar