Menghafal Al Qur’an untuk Menggapai Ridha Allah
Judul : Dalam Dekapan Mukjizat Al Qur’an
Penulis : Lana Salikah Azhariyyah, Salmiah Rambe, dkk
Penerbit : Sygma Creative Media Corp
Cetakan : Pertama, Mei 2018
Tebal : ix + 253 halaman
ISBN : 978-979-055-834-2
Mendambakan putera-puteri yang hafiz Quran tidaklah mudah tanpa adanya figur yang patut diteladani. Di sinilah figur seorang ibu sangat diperlukan. Menanamkan keutamaan menghafal Al Quran kepada anak, membiasakan diri dalam lingkungan keluarga untuk selalu mempelajari Al Quran dan memaknainya dalam setiap tindak perbuatan sehari-sehari merupakan upaya untuk menjaga Al Quran.
Bermula dari belajar Al Quran dengan tajwid dan mahroj yang benar kemudian memahami maknanya hingga akhirnya tergerak hati untuk menghafalkan ayat demi ayat Al Quran secara fasih. Tak dinyana keajaiban itu hadir dalam sebuah keluarga ketika para ibu bertekad memantapkan hati untuk menghafal Al Quran hingga 30 juz. Dan tak bisa dipungkiri bahwa akhirnya ditemukan sebuah ketenangan dalam suatu keluarga ketika dalam kesehariannya selalu berinteraksi dengan Al Quran.
“Sungguh Allah sendiri sudah berjanji akan memberikan pahala berlipat ganda bagi orang yang mau bersusah payah belajar membaca Al Quran.” Kalimat ini mampu memacu semangat seorang ibu untuk terus melangkah dan berdoa agar Allah memantapkan hati untuk terus istiqomah. (Halaman 13). Dan yakin jika kita berfokus pada Al Quran Allah akan memudahkan urusan kita yang lain.
Buku ini merupakan kumpulan berbagai cerita religius perjalanan panjang yang dikisahkan oleh para penulis perempuan yang berjuang untuk menggapai ridlo Illahi dengan menghafal ayat-ayat Al Quran. Bukan tanpa rintangan namun justru karena terjalnya rintangan, tekad mereka semakin kuat untuk menghafal Al Quran dengan meluruskan niat semata-mata karena Allah. Keyakinan itulah yang menguatkan hati untuk terus berusaha menghafal ayat-ayat Al Quran sekaligus memberikan teladan bagi generasi penerus. Seperti janji Allah pada hari Kiamat akan memberikan mahkota kehormatan kepada para penghafal Al Quran dan kedua orang tuanya akan dipakaikan jubah (kemuliaan) yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya.
Hidup di bawah naungan Al Quran adalah suatu nikmat. Nikmat yang tidak dimengerti kecuali oleh yang merasakannya. Nikmat yang mengangkat harkat usia manusia menjadikannya diberkahi dan menyucikannya. (Halaman 24).
Bukan tidak mungkin menjadi seorang hafizah, namun untuk mewujudkannya butuh proses yang sangat panjang, butuh kesabaran dan keikhlasan untuk menghafalkan ayat demi ayat Al Quran. Bergabung dengan grup ODOJ (One Day One Juz) sebagai langkah awal penyemangat diri untuk selalu dekat dengan Al Quran sekaligus upaya untuk mendisiplinkan diri dalam sebuah komunitas.
Belajar tahsin merupakan langkah selanjutnya sebelum meniatkan diri menghafal Al Quran. Bagaimanapun menghafal Al Quran tidak bisa sembarangan. Harus menghadirkan guru yang ahli dalam makharijul huruf dan tajwid agar tidak salah membaca yang berakibat pada salah artinya. (Halaman 132).
Kuncinya, menghafal Al Quran itu harus meluangkan waktu, bukan menyisakan waktu. Harus ada waktu khusus untuk berinteraksi dengan Al Quran. Sebelum dan sesudah subuh adalah waktu yang tepat untuk menghafal, sementara sebelum dan sesudah Isya merupakan waktu yang tepat untuk mengulang hafalan. Selanjutnya untuk menjaga agar hafalan tidak hilang dari ingatan tetap perlu dilakukan muroja’ah.
Tersentuh dan terharu ketika membaca kisah seorang ibu dengan profesi dokter gigih berjuang untuk menghafalkan Al Quran. Dalam usahanya menyetorkan hafalan, tiba-tiba sang Ustaz menghentikannya dengan alasan bacaan belum baik. Semangat yang tadinya memuncak akhirnya pupus. Namun atas izin Allah, sang ibu kemudian dipertemukan dengan seorang ustazah yang membimbingnya belajar tahsin hingga kemudian mendapat kesempatan untuk menghafal Al Quran. Perjuangan yang luar biasa untuk menghafal Al Quran menjadikannya lebih dekat dengan Rabbnya.
“Berkah berinteraksi dengan Al Quran hidupnya jauh lebih tenang, hubungan keluarga lebih harmonis, rejeki datang dari arah yang tidak disangka, mempunyai anak yang sangat menyejukkan hati, penyakit berangsur-angsur sembuh dan sebagainya.” (Halaman 208).
Buku ini layak untuk dibaca terutama sebagai penguat hati sebelum akhirnya memutuskan menjadi seorang hafizah. Gaya bahasanya mampu menggiring pembaca untuk lebih mendalami isi Al Quran sekaligus mengikuti jejak sebagai hafizah. Kisah yang disajikan para penulis mampu membangkitkan ghiroh pembaca untuk selalu berinteraksi dengan Al Quran di sepanjang hidupnya. Bagi yang ingin menjadi hafizah buku ini menyajikanm tips menghafal Al Quran dan teknis menghafalnya.
0 Komentar