Dilansir CNBC Make It "Untuk membesarkan anak perempuan sedikit berbeda, kita secara tidak sengaja mendorong mereka untuk terlibat dalam kebiasaan yang tidak sehat yang dapat membatasi potensi mereka, dan kebiasaan itu dimulai sejak masa kanak-kanak.” 



Berikut adalah empat hal yang dapat Anda lakukan jika ingin membesarkan anak yang kuat secara mental yang bisa menjadi Bill Gates berikutnya.
1. Dorong Dia untuk Melanggar Aturan
Gates kecil adalah pelanggar aturan. Penelitian menunjukkan anak-anak yang melanggar aturan pada usia 12 tahun sebenarnya lebih cenderung menjadi kaya.

Ajari putri Anda bahwa beberapa aturan dimaksudkan untuk dilanggar. Tunjukkan padanya bahwa dia dapat melanggar norma gender dan melakukan hal-hal sedikit berbeda. Seorang gadis yang mempertanyakan beberapa aturan dan tahu bahwa tidak masalah untuk melanggarnya, memiliki peluang bagus untuk melangkah jauh dalam hidup.

Mungkin ada yang bertanya, masak begitu ngajari anak. Melanggar aturan, kan gak betul. Aturan yang dimaksud di sini, misal. Mainan itu hanya diperuntukkan bagi laki-laki, wah kayaknya perlulah dicoba juga deh buat perempuan. 

Membaca poin pertama ini, saya jadi ingat ketika putri saya berkisah secara terbuka dan jujur. Bahwa dia mendapatkan hukuman karena melakukan sesuatu yang dilarang. Ternyata hal itu dilakukannya sebagai wujud keingintahuan yang tidak semua anak berani melakukan. Apa itu? Memanjat genting, lalu duduk di atas genting sambil belajar dan nyemil makanan. Katanya, ada kedamaian di sana. 

Biarlah itu jadi pengalaman berharganya, meskipun akhirnya dapat teguran dan hukuman.
2. Ajari Anak Anda untuk Memperkirakan Risiko
Ajari putri Anda cara menghitung risiko. Lebih penting lagi, tunjukkan padanya risiko yang dihadapinya tidak sebesar yang dia takutkan. Seperti banyak anak yang takut untuk melakukan presentasi di depan kelas.


Ajari dia cara menghitung risiko yang terkait dengan tindakan, serta risiko yang terkait dengan tidak melakukan apa pun. Ini bisa membantunya memutuskan kapan harus menghadapi ketakutannya, dan kapan harus mendorong dirinya sendiri untuk mengatasi rintangan.


Saat putriku Adinda, memutuskan untuk tidak mengikuti ekskul boga tentunya harus ada alasan mengapa dia melakukan itu. Ternyata ada langkah yang dia ambil selanjutnya. Dia ambil ekskul paduan suara. Ya seni satu ini, bagus untuk memixkan dengan olah logikanya dan ternyata dia mulai melirik dunia literasi dengan tergabung dalam lembaga pers madrasah. Baiklah, kalau itu keputusanmu. Selama itu positif, ibu akan selalu medukungmu.
3. Kelilingi Dia dengan Orang Menantang dan Mampu Menginspirasinya
Orang-orang yang mengelilingi putri Anda dapat sangat mempengaruhi cara dia melihat dirinya, orang lain, dan dunia di sekitarnya. Kelilingi dia dengan mereka yang merasa mampu, percaya diri dan menginspirasi dia untuk membuat perbedaan di dunia.


Ajari dia tentang orang-orang terkenal yang melakukan hal-hal untuk meningkatkan cara kita hidup dan bekerja, dan beri tahu dia bahwa dia dapat tumbuh untuk melakukan hal yang sama.


Yups, teruslah menghembuskan nafas inspiratif dalam setiap kali kami bertemu. Maklum tak bisa setiap saat berjumpa, karena kami berbeda tempat tinggal. Tapi, semaksimal mungkin hal itu sudah saya lakukan sebagai orang terdekatnya, terus menginspirasi dan membuka cakrawalanya.
4. Dorong Dia untuk Belajar Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Hampir dua dari tiga wanita menyatakan kurang percaya diri dalam pengetahuan mereka tentang sains (bahkan banyak yang mengatakan mereka "tidak tahu apa-apa" tentang subjek ini). Hanya setengah dari pria yang merasakan hal itu.


Biarkan putri Anda tahu bahwa ia tidak harus menjadi ahli matematika atau ilmuwan, tetapi mempelajari hal-hal itu dapat membantunya dalam banyak aspek di kemudian hari.


Seperti menjadikannya pemecah masalah yang lebih baik. Ini juga dapat membantunya untuk lebih memahami dunia, serta fondasi bisnis dan pengelolaan uang.

Benar sekali, memasukkannya ke kumon adalah salah satu cara saya untuk mengenalkan dengan dunia matematika. Bahwa ilmu ini penting karena di sanalah mulai belajar tentang logika.

Harapan kami sebagai orang tua. Anak mampu memposisikan dirinya, mampu melihat, menemukan apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. Kelak ketika anak dewasa, dia akan mampu menghargai orang lain tanpa harus mengesampingkan posisi diri sendiri. Mampu melakukan apa yang terbaik buat dirinya dan juga bermanfaat buat orang-orang di sekelilingnya. 

Sumber : Merdeka.com

0 Komentar