Taufiq Effensi, Sang Tuna Netra Peraih Beasiswa dari 8 Negara
Mungkin
banyak yang tidak mengenal sosoknya, Taufik Efendi penyandang tuna netra peraih
beasiswa dari 8 negara. Untuk sampai ke titik itu tentunya tidak mudah bagi
Taufiq. Terlebih sejak dirinya harus rela menyandang status sosial baru sebagai
tuna netra pada usia enam tahun. Kejadian itu berawal dari musibah yang dialami
Taufiq, dia tertabrak kendaraan yang mengakibatkan kerusakan pada kornea matanya.
Sejak
kejadian itu, Taufiq mengalami putus sekolah dan mendapat diskrimasi pendidikan
serta pekerjaan akibat keadaan fisiknya tersebut. Namun hal itu tak memudarkan
semangatnya untuk mewujudkan mimpinya. Dengan usaha dan semangat menggebu,
akhirnya Taufiq berhasil mengukir sejarah besar dalam hidupnya.
Dirinya
berhasil menyelesaikan Sarjananya di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
Universitas Negeri Jakarta dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat Cum Laude.
Bukan hanya itu saja, dia menjadi wisudawan terbaik fakultas dan menyabet
beberapa beasiswa luar negeri.
Berdasarkan Global
Umaro Education (GLUE) Institute, yakni salah satu program beasiswa penuh
pendidikan bahasa Inggris bagi masyarakat tidak mampu atau memiliki
keterbatasan fisik/ tuna daksa yang dibuat Taufiq, Taufiq sudah mendaratkan
kakinya di Malaysia, Jepang, Inggris, Skotlandia, Uni Emirat Arab, Belanda,
Amerika Serikat.
Tepat Januari
2013, Taufiq pergi menimba ilmu ke negeri Kangguru dengan beasiswa penuh dari
Australian Development Scholarship. Dirinya pun berhasil menyelesaikan dua
Master of Education dalam bidang Pengajaran bahasa Inggris dan dalam bidang
Evaluasi Pendidikan dari University of New South Wales.
Keberuntungan
seolah selalu menyertai Taufiq, di tengah masa studi, dirinya direkrut menjadi
assistant researcher untuk sebuah proyek penelitian untuk Australian Research
Council di tahun 2013 akhir. Selanjutnya, di tahun 2014 Taufiq direkrut untuk
menjadi independent research consultant untuk sebuah pryek penelitian besar,
kolaborasi antara Australian National University dan Department of Immigration
and Border Protection, pemerintah Australia.
Meski sudah
mendapat segala keberhasilan di negeri orang, Taufiq tak lupa dengan tempat dia
berasal. Taufiq kembali ke Indonesia, dan menetap di Bandung bersama istri dan
dua anaknya. Dengan kemudian membangun mimpi membesarkan sebuah lembaga
pendidikan bernama Global Umaro Education (GLUE) Institute. Salah satu program
yang dibuat lembaganya adalah beasiswa penuh pendidikan bahasa Inggris bagi
masyarakat tidak mampu atau memiliki keterbatasan fisik/ tuna daksa.
Sumber : Muchlisa
Choiriah (Merdeka.com)
0 Komentar