Hanya Sebatas Angan
Bisa dibilang semua skedul hari itu berantakan. Agenda manis yang sudah tersusun rapi dari semalam tiba-tiba harus lebur tak berbentuk.
Ahad pagi (17/6), kami bertiga meluncur ke Hotel Grand Daffam Banguntapan Bantul. Sekedar menghadiri acara Syawalan dan Halal Bihalal keluarga besar Bani Kasanpuro (yang sudah terbentuk puluhan tahun) dari almarhumah ibu yang sempat fakum beberapa tahun. Kehadiran kami yang tidak ajeg karena selalu benturan dengan agenda trah keluarga besar suami. Benar-benar disempatin datang dan keinginan bolos sebelum acara rampungpun sudah terbersit mengingat semua acara penting untuk dihadiri.
Namun belum genap setengah jam, putriku sudah merengek minta pulang, "Bu, perutku sakit banget", keluhnya tiba-tiba. "Sebentar lagi ya nak", pintaku halus dan berharap di menit berikutnya perutnya bisa diajak kompromi. Sambil tengak- tengok sekeliling memikirkan strategi baru, aku berbisik ke arah sang ayah. Gimana ini, Yah?"
"Bu..aku pulang saja ya, kalau ibu mau ke Kulonprogo aku ditinggal di rumah saja ya bu", anakku berusaha kasih solusi karena kami sempat bingung ketika melihat kondisinya yang mendadak sakit.
Sambil menarik nafas panjang, ku bergumam dalam hati, "Mungkin inilah yang disebut takdir". Serapi apapun agenda yang tersusun jika Allah belum berkehendak, ya bakalan gagal.
"Ibuuu, aku sudah gak kuat", rengek puteriku sambil memegangi perutnya. Pipinya mulai basah dan wajahnya memerah menahan sakit. Segera kuputuskan untuk meninggalkan ruang pertemuan yang sudah mulai berjubel. Hanya sempat pamit sama keluarga kakakku, akhirnya kamipun berlalu. "Mbak, kami pamit ya. Sampaikan maafku sama Saudara-Saudara yang lain", ucapku sambil berkemas-kemas.
Masih beruntung, momen tersebut sempat terekam dalam kamera HPku di awal kehadiran kami. Meskipun hanya selfie, setidaknya ada kenangan bahwa kami sempat singgah di ruang pertemuan lantai 2 hotel megah itu.
Ya, semua acara akhirnya harus kandas. Belum sempat menyalami semua tamu yang hadir, tidak jadi silaturahmi ke Kulonprogo bahkan gagal bertandang ke rumah mertua adik ke Purworejo. Sedikit kecewa pasti. Namun kami ikhlas menjalani, karena ini hanya bagian kecil dari takdirNya.
Memang benar sejak demen nulis, semua momen yang mengecewakan sekalipun bisa jadi ide cemerlang. Seolah, tak ada lagi yang namanya kecewa yang berlarut-larut. Semua jadi indah untuk dinikmati. Karena akhirnya, siang itu kami bertiga bisa istirahat bobok manis di kediaman kami di desa.
0 Komentar