Kembali Fitrah dengan Puasa
Ramadan, bulan teristimewa diantara dua belas bulan lainnya. Bulan penuh kemuliaan dimana Allah berjanji akan melipatgandakan pahala dan akan membuka pintu-pintu kebaikan bagi orang yang menginginkannya.
Dok : tayang di media masa |
Sebagian orang begitu antusias menyambut hadirnya Ramadan. Mereka merasa kawatir jika tidak bisa berjumpa lagi dengan Ramadan di tahun depan. Namun sebagian lagi malah merasakan hal yang biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa dengan bulan Ramadan.
Mereka tidak merasakan kegembiraan seperti yang dirasakan orang beriman dalam menyambut Ramadan. Seperti dikutip dalam firman Allah yang artinya "Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Qs. Az-Zumar: 9).
Mereka tidak merasakan kegembiraan seperti yang dirasakan orang beriman dalam menyambut Ramadan. Seperti dikutip dalam firman Allah yang artinya "Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Qs. Az-Zumar: 9).
Lalu, ada apa dengan Ramadan? Apa yang membuat mereka begitu antusias menyambut Ramadan? Apa yang membuat mereka begitu merindukan hadirnya Ramadan? Apa yang membuat mereka bersedih ketika Ramadan berlalu? Mungkin ada diantara kita yang memiliki hati seperti orang-orang salih tersebut.
Tentu kita akan bersedih manakala tidak bisa melakukan kebaikan secara maksimal atau mengetahui ada suatu nilai kebaikan di dalamnya namun Ramadan telah berlalu. Kita tidak pernah tahu apakah tahun depan masih bisa berjumpa lagi dengan Ramadan dalam keadaan sehat walafiat.
Bisa jadi, sebelum hadirnya Ramadan ajal telah menjemput kita. Sungguh, alangkah merugi jika kita melewatkan hari demi hari dalam Ramadan tanpa melalukan amal salih sedikitpun hanya merasakan lapar dan dahaganya puasa.
Bisa jadi, sebelum hadirnya Ramadan ajal telah menjemput kita. Sungguh, alangkah merugi jika kita melewatkan hari demi hari dalam Ramadan tanpa melalukan amal salih sedikitpun hanya merasakan lapar dan dahaganya puasa.
Disebutkan dalam satu riwayat muslim “Satu kebaikan dalam setiap amalan anak adam akan dibalas dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, lalu Allah berfirman kecuali puasa. Sesungguhnya ini untukKu dan aku akan membalasNya.” Allah mengkhususkan puasa untuk diriNya disebabkan kemuliaan puasa di sisi Allah dan Allah menilai keikhlasan seseorang dalam menjalankannya.
Ramadan, bulan penuh ampunan. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Janji Allah tidak pernah salah.
Bagi siapapun hambanya yang tidak membenci kewajiban puasa dan tidak pernah meragukan pahalanya maka Allah benar-benar akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Begitu juga pintu-pintu surga akan dibuka pada bulan Ramadan karena banyaknya amal salih yang dikerjakan sebagai tanda banyaknya pahala dan luasnya ampunan Allah.
Sementara itu pintu neraka akan ditutup dan tidak ada satupun yang dibuka disebabkan oleh sedikitnya dosa yang dilakukan oleh orang beriman yang pada
Bagi siapapun hambanya yang tidak membenci kewajiban puasa dan tidak pernah meragukan pahalanya maka Allah benar-benar akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Begitu juga pintu-pintu surga akan dibuka pada bulan Ramadan karena banyaknya amal salih yang dikerjakan sebagai tanda banyaknya pahala dan luasnya ampunan Allah.
Sementara itu pintu neraka akan ditutup dan tidak ada satupun yang dibuka disebabkan oleh sedikitnya dosa yang dilakukan oleh orang beriman yang pada
hakekatnya untuk berbuat maksiat di bulan Ramadan tidak bisa maksimal.
Dalam bulan Ramadan, Allah telah menurunkan Alquran pada malam Lailatul Qodar. Yaitu malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Allah telah menganugerahi kepada umat Islam sebuah kekuatan melalui satu malam. Yaitu malam yang amalannya setara bahkan lebih baik dari pada seribu bulan, setara dengan umur seseorang yang diberi kesempatan hidup selama delapan puluh tahun.
Ada banyak hal yang tidak ditemui di bulan lain seperti bulan Ramadan. Ada kebahagiaan yang tidak didapatkan pada bulan lain selain Ramadan, mungkin inilah perwujudan dari nilai keberkahan, pengampunan dan rahmat Allah. Berpuasa mengajarkan kepada kita tentang makna persaudaraan dan saling berbagi.
Pada bulan Ramadanpun seolah menyulap tayangan televisi menjadi tayangan yang berisi hal-hal positif termasuk iklan menceritakan tentang indahnya hari kemenangan dan nilai moralitas sebagai manusia bahkan para petinggi pemerintahanpun saling bergantian mengucap permohonan maaf lahir dan batin. Begitu juga beberapa media sosial seketika berubah menampilkan halaman yang sarat dengan status bijak penuh hikmah, kisah-kisah inspirastif Islam yang semua tayangannya mampu menenangkan jiwa.
Pada bulan Ramadanpun seolah menyulap tayangan televisi menjadi tayangan yang berisi hal-hal positif termasuk iklan menceritakan tentang indahnya hari kemenangan dan nilai moralitas sebagai manusia bahkan para petinggi pemerintahanpun saling bergantian mengucap permohonan maaf lahir dan batin. Begitu juga beberapa media sosial seketika berubah menampilkan halaman yang sarat dengan status bijak penuh hikmah, kisah-kisah inspirastif Islam yang semua tayangannya mampu menenangkan jiwa.
Lalu, adakah ritual yang khas di bulan Ramadan ? Bukan Ramadan namanya tanpa kehadiran tradisi buka bersama. Saatnya menjalin silaturahmi terutama dengan teman yang sudah lama tidak bertemu. Buka bersamalah ajang yang paling tepat untuk berkumpul bersama teman-teman, entah itu teman SD, SMP, SMA atau teman saat kuliah. Begitulah Ramadan ternyata mampu menyatukan yang terpisah dan mengakrabkan kembali pertemanan. Ada banyak ritual yang hanya bisa ditemui di bulan Ramadan seperti sahur keliling, kuliah subuh, ngabuburit ataupun tarawih selepas berbuka puasa. Tidak ketinggalan barisan pedagang yang menjajakan menu takjilpun turut mewarnai indahnya Ramadan.
Hingga tiba di penghujung Ramadan, menjelang hari Kemenangan saatnya berkumpul bersama keluarga besar menjadi suatu kenikmatan yang tak tergantikan. Begitulah Idul Fitri dianggap
sebagai momen yang paling tepat untuk saling bermaaf-maafan dan mengikatkan kembali tali silaturahmi yang sempat terputus.
Harapannya dengan menjalankan puasa satu bulan penuh, umat Islam terlahir kembali menjadi pribadi yang fitrah, meningkat kesalehannya dan memiliki rasa empati kepada sesama.
0 Komentar