Anak Tinggal di Pondok Pesantren? Orang Tua Wajib Lakukan 5 Hal Ini!
foto by kompasiana.com |
Bersyukurlah wahai para
orang tua, jika memiliki putra-putri yang berminat melanjutkan studi ke pondok
pesantren. Itu artinya, mereka sudah mampu mengambil keputusan terbaik untuk
masa depannya. Tidak perlu khawatir secara berlebihan ketika mereka tidak lagi
tinggal serumah bersama orang tua. Akan lebih baik jika sebagai orang tua terus
mendukung dan selalu memberikan energi positif untuk keberlangsungan mereka
belajar di pondok pesantren.
Ketika pilihan itu
menjadi sebuah prioritas bagi si anak tanpa ada paksaan dari luar, patutlah
orang tua berbangga. Karena ada banyak sisi positif ketika anak belajar di
pondok pesantren. Bukan saja belajar ilmu agama, bahasa Arab, bahasa Inggris dan pelajaran umum lainnya namun juga tentang kemandirian dan pendidikan karakter. Anak menjadi lebih
fokus belajar tanpa diganggu dengan gadget namun juga tidak buta IT karena
pondok pesantren zaman now sudah bersentuhan dengan teknologi informasi.
Lalu, bagaimana dengan
sikap orang tua yang anaknya tinggal di pondok pesantren, terlebih bagi mereka
yang hanya memiliki anak semata wayang? Tentunya rasa sepi dan rindu yang
mendera tidak bisa diabaikan begitu saja. Apabila hal ini terus terjadi akan
berdampak negatif bagi orang tua, dan imbasnya pada kontak batin dengan si
anak. Akhirnya anak menjadi tidak kerasan dan ujung-ujungnya keluar dari pondok
pesantren.
foto by Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta |
Ada beberapa tips penangkal rindu saat
anak berada di pondok pesantren. Antara lain:
1. Belajar
Ikhlas
Anak berada di pondok pesantren
adalah untuk menuntut ilmu. Yang hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dia berada
dalam penjagaan Sang Khaliq. Tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan karena
pada dasarnya anak adalah amanah, yang pada saatnya nanti sebagai orang tua
akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
2. Doakan
Anak Setelah Salat
Kekuatan doa itu sangat dahsyat.
Terlebih doa orang tua kepada anak. Kerinduan orang tua pada si anak akan
tertuang dalam untaian doa yang begitu khusyuk dipanjatkan. Tentunya doa-doa
itu akan menjadi energi positif bagi si anak.
3. Menyibukkan
Diri dengan Berbagai Aktivitas Positif
Melewatkan waktu tanpa ada
aktivitas hanya akan menggiring pada hal-hal negatif. Sebagai orang tua pun
harus mempunyai aktivitas. Misal, ikut aktif di komunitas penulis, kajian ilmu
agama, komunitas wirausaha, komunitas pecinta seni dan sebagainya, yang
intinya ada interaksi dengan banyak orang. Hal ini bisa menjadi peredam rasa
rindu kepada sang anak.
4. Meningkatkan
Silaturahmi
Silaturahmi ini bisa dilakukan
dengan saudara, tetangga dan teman. Ini sangat penting, setidaknya ketika
bertemu dengan orang lain menjadi merasa tidak sendiri berada di dunia ini.
Para orang tua bisa saling menanyakan kabar, berbagi cerita hingga memberikan
dukungan satu sama lain.
5. Menanyakan
Kabar Anak
Jika rasa rindu orang tua sudah begitu
dalam, silakan menghubungi si anak di asrama. Hal tersebut bisa menjadi
pengobat rindu walau hanya melalui jaringan telepon saja. Namun, alangkah baiknya tidak
terlalu sering dihubungi supaya anak konsentrasinya tidak terganggu. Cukup satu
kali dalam seminggu atau dua sampai tiga kali dalam satu bulan.
Bagi
para orang tua yang putra-putrinya bersekolah di pondok pesantren, tidak perlu
bersedih. Ikhlaskan dan doakan karena sebetulnya mereka sedang ber-thalabul
ilmi walaubithin, berjuang di jalan Allah. Jika nanti selesai dari pondok
pesantren, harapan orang tua anak berubah menjadi lebih baik dan lebih salih.
0 Komentar