Ada sebagian dari kita merasa rendah diri kala memiliki orang tua yang miskin terutama jika  pekerjaan mereka dipandang kurang bergengsi. Bahkan kemudian berusaha mencari jalan pintas agar hidupnya berubah, tidak lagi dihimpit dengan kemiskinan. Namun lain halnya dengan Raeni. Gadis asal Langenharjo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini malah bangga dengan profesi ayahnya yang hanya seorang tukang becak.

Tak sedikit pun terbersih rasa malu dalam hatinya, terlebih dengan sosok sang ayah sebagai pengayuh becak. Raeni berusaha keras untuk keluar dari masa lalunya dan berniat mengangkat harkat dan martabat kedua orang tuanya dengan kesuksesannya dalam menempuh pendidikan formal. Ternyata usaha Raeni tidak sia-sia.

Foto: orang tua Raeni

Sekitar tahun 2014, masyarakat sempat dihebohkan dengan cerita Raeni yang diantar bapaknya dengan menggunakan becak saat hendak wisuda. Dia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada tahun 2014. Tak tanggung-tangguh indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang berhasil diraihnya 3,96. Sebuah angka yang hampir mendekati sempurna. Dan cerita ini pun sempat menarik perhatian banyak orang tak terkecuali Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudoyono.
Foto: Bersama Presiden SBY

Cerita haru itu kini telah berlalu dan berganti menjadi kisah inspiratif. Usai menamatkan pendidikannya di Unnes, Raeni pun hengkang ke Inggris untuk menyelesaikan studi masternya di University of Birmingham. Tak butuh waktu lama akhirnya Desember 2016 lalu, gelar master pun berhasil diraihnya. Sejak saat itu, Raeni mengabdikan dirinya menjadi dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi Ennes.
Rupanya, cita-citanya tak berhenti sampai di situ. Melalui program beasiswa lanjutan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Raeni bertekad menyelesaikan program doktornya di University of Birmingham Inggris pada Oktober 2018.

Foto: Saat di University of Birmingham Inggris

Raeni merasa bersyukur karena sebagian cita-citanya sudah tercapai, yaitu memberangkatkan orang tuanya umrah dan mendapatkan beasiswa untuk program doktor. Alasannya kembali memilih University of Birmingham, agar tidak terlalu beradaptasi karena sudah mengenal budaya di Inggris.
Tekad Raeni memang sudah bulat, ini terbukti sebelum diterima dirinya mengaku sudah melalui serangkaian tes dan wawancara dengan calon profesor dan program director S3 hingga akhirnya mendapatkan Unconditional Offer Letter. Raeni menyatakan kesiapan dirinya sehubungan dengan masa depan pendidikannya. Selain mental, ia juga mulai memperbanyak pengetahuan riset, literasi, dan jurnal.

Dari kisah ini setidaknya kita dapat mengambil hikmahnya, bahwa masa lalu tidak selalu membelenggu kita untuk maju namun justru sebaliknya mampu menjadi pelecut untuk terus berjuang menggapai masa depan. Tidak hanya diri kita yang sukses akan tetapi derajat orang tua pun ikut terangkat. Begitulah ilmu, jika kita berlari mengejarnya maka kemulian yang akan kita dapatkan. Jangan berhenti meraih ilmu karena sejatinya ilmulah yang akan menjaga diri kita.

#SarapanKata
#KMOIndonesia
#KMOBatch16
#Day5

0 Komentar