Zohri kecil pada awalnya, ternyata tak berminat pada atletik bahkan kadang ia tak mau ikut pelajaran olahraga. Tahu gak kenapa? Karena olahraga di sekolah harus sesuai dengan kurikulum dan beragam aturan mainnya. Padahal Zohri maunya langsung terjun ke olahraganya tanpa teori-teori yang membuat dirinya bosan.  Tapi pada akhirnya, mau gak mau Zohri harus mengikuti dasar-dasar olahraga. Semisal tolak peluru, lempar cakram/lembing, dan lari 100 meter.

Hingga suatu saat Bu Rosida, sang guru olahraga tahu kalau Zohri unggul di bidang lari. Ia pun akhirnya ditunjuk mewakili sekolahnya di tingkat Kabupaten tanpa perlu seleksi lagi. Pokoknya main tunjuk aja. Mungkin karena berbakat, akhirnya Zohri selalu mendapatkan kejuaraan di lari 100 meter. Padahal saat lari, Zohri tanpa mengenakan alas kaki.

***
Foto: Kondisi rumah Zohri

Awalnya Zohri tinggal di sebuah desa ”Pemenang”,  sekitar 40 menit dari Senggingi. Rumah dengan dinding dari anyaman bambu, bolong-bolong dan nyaris reyot. Di rumah itulah Zohri lahir, tumbuh dan menjadi remaja. Namun setelah menjadi juara akhirnya Zohri tinggal di ibu kota NTB. Saat menempuh sekolah menengah atas di SMAN II Mataram, ia pun tinggal di asrama atlet. Di SMA itulah Zohri mulai terlihat menonjol.

Ada yang berbeda dari sebelumnya. Zohri pun diminta mulai mengenakan sepatu saat lomba lari, tapi akhirnya dia kalah. Lalu di penampilan berikutnya, ia mencopot sepatunya dan akhirnya menang. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan, Zohri pun terpaksa harus berlatih menggunakan sepatu. Karena standar kejuaran laripun terlihat dari atribut yang dikenakan.

Foto: Hadiah rumah dari Kemendagri

Pertama mendapat medali emas internasional di Tampere, Finlandia para juara dunia lari 100 meter untuk kategori umur di bawah 20 tahun. Saat itu Zohri baru berumur 18 tahun dengan tinggi badan 170 cm. Karena prestasinya yang gemilang, dia pun mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Diantaranya Danrem Lombok yang telah meninjau rumahnya dan berniat untuk merehabnya. Dan jika Zohri setuju boleh masuk TNI tanpa tes. Serta bisa tetap terus menjadi atlet lari.

Ada nasehat yang diberikan untuk Zohri:
Konsentrasi pada diri sendiri. Jangan pedulikan sekitar. Jangan pedulikan pelari lain. Jangan pedulikan omongan orang.

Sukses terus untuk Zohri, masa depanmu ada di tanganmu. Dan di pundakmu, ada masa depan bangsamu yang harus kamu perjuangkan. Laju terus semangatmu. Jayalah selalu untuk masa depan gemilang.

#SarapanKata
#KMOIndonesia
#KMOBatch16
#Day18

0 Komentar